Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Alhamdulilahi Rabbil
'alamin, wash-shalatu was-salamu 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa
shahbihihi ajma'in, wa ba'du
Pengertian tentang masalah jodoh memang
seringkali membuat rancu cara berpikir kita. Seolah-olah bila disebut kata
'jodoh', maknanya adalah pasangan seumur hidup hingga mati dan jumlahnya hanya
satu. Padahal yang namanya jodoh atau pasangan hidup itu mungkin saja tidak
harus seumur hidup dan jumlahnya bisa saja bukan hanya satu.
Jadi kalau
ada seorang laki-laki menikahi wanita, dikatakan bahwa mereka menjadi jodoh atau
pasangan. Namun ketika mereka bercerai, dikatakan bahwa perjodohan mereka sudah
berakhir. Dan bila laki-laki itu menikah lagi dengan wanita lainnya, maka
pasangan baru itu adalah jodoh. Dan begitulah seterusnya.
Semua kejadian
itu sudah ada dalam lauhil mahfuz, tempat di mana dituliskan semua kejadian yang
akan terjadi. Namun kita sebagai manusia tidak pernah tahu seperti apakah bentuk
serta ketentuannya. Juga kita tahu apakah Allah akan benar-benar menjalankannya
ataukah akan merubahnya. Semua itu adalah urusan ghaib dan hanya menjadi rahasia
Allah semata. Sama sekali kita tidak boleh mengatakan bahwa kalau semua sudah
ditakdirkan. lalu buat apa berusaha. Sama sekali tidak. Cara berpikir demikian
adalah cara berpikir yang keliru, rancu dan sesat. Sebab Allah memerintahkan
kita untuk bekerja, berikhitar dan berusaha, termasuk dalam memilih dan mencari
jodoh yang terbaik. Karena ada perintah, berarti salah besar bila kita hanya
diam saja.
Dan Katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS At-Taubah:
105)
Bila masalah ini kita perlebar cakupannya, berlaku juga dalam
masalah ajal seseorang. Yakni ajal seseorang memang telah ditetapkan oleh Allah
SWT, namun tidak ada seorang pun yang tahu kapan akan terjadi. Sementara Allah
SWT sendiri memerintahkan seseorang untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
dalam hidupnya. Bahkan pembunuhan atau penghilangan nyawa manusia. Salah besar
bila seseorang menantang maut semaunya sendiri tanpa memperhatikan keselamatan
nyawanya, karena beralasan bahwa urusan ajal adalah urusan Allah
SWT.
Allah melarang seseorang menceburkan diri ke dalam jurang
kehancuran, sebagaimana firman-Nya:
Dan belanjakanlah di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS
Al-Baqarah: 195)
Demikian, semoga bisa dipahami dengan baik.
Wallahu A'lam Bish-Showab,
Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wa
Barakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.
Di ambil dari konsultasi aqidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar