Pengunjung

Jumat, 15 Juni 2012

Jodoh Seseorang itu Sebenarnya Ada Berapa?

Assalamualaikum  Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Alhamdulilahi Rabbil 'alamin, wash-shalatu was-salamu 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihihi ajma'in, wa ba'du

Pengertian tentang masalah jodoh memang seringkali membuat rancu cara berpikir kita. Seolah-olah bila disebut kata 'jodoh', maknanya adalah pasangan seumur hidup hingga mati dan jumlahnya hanya satu. Padahal yang namanya jodoh atau pasangan hidup itu mungkin saja tidak harus seumur hidup dan jumlahnya bisa saja bukan hanya satu.

Jadi kalau ada seorang laki-laki menikahi wanita, dikatakan bahwa mereka menjadi jodoh atau pasangan. Namun ketika mereka bercerai, dikatakan bahwa perjodohan mereka sudah berakhir. Dan bila laki-laki itu menikah lagi dengan wanita lainnya, maka pasangan baru itu adalah jodoh. Dan begitulah seterusnya.

Semua kejadian itu sudah ada dalam lauhil mahfuz, tempat di mana dituliskan semua kejadian yang akan terjadi. Namun kita sebagai manusia tidak pernah tahu seperti apakah bentuk serta ketentuannya. Juga kita tahu apakah Allah akan benar-benar menjalankannya ataukah akan merubahnya. Semua itu adalah urusan ghaib dan hanya menjadi rahasia Allah semata. Sama sekali kita tidak boleh mengatakan bahwa kalau semua sudah ditakdirkan. lalu buat apa berusaha. Sama sekali tidak. Cara berpikir demikian adalah cara berpikir yang keliru, rancu dan sesat. Sebab Allah memerintahkan kita untuk bekerja, berikhitar dan berusaha, termasuk dalam memilih dan mencari jodoh yang terbaik. Karena ada perintah, berarti salah besar bila kita hanya diam saja.

Dan Katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS At-Taubah: 105)

Bila masalah ini kita perlebar cakupannya, berlaku juga dalam masalah ajal seseorang. Yakni ajal seseorang memang telah ditetapkan oleh Allah SWT, namun tidak ada seorang pun yang tahu kapan akan terjadi. Sementara Allah SWT sendiri memerintahkan seseorang untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dalam hidupnya. Bahkan pembunuhan atau penghilangan nyawa manusia. Salah besar bila seseorang menantang maut semaunya sendiri tanpa memperhatikan keselamatan nyawanya, karena beralasan bahwa urusan ajal adalah urusan Allah SWT.

Allah melarang seseorang menceburkan diri ke dalam jurang kehancuran, sebagaimana firman-Nya:

Dan belanjakanlah di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-Baqarah: 195)

Demikian, semoga bisa dipahami dengan baik.

Wallahu A'lam Bish-Showab,
Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Ahmad Sarwat, Lc.
Di ambil dari konsultasi aqidah

Berjilbab Dulu atau Memperbaiki Hati Dulu?

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilahi Rabbil 'alamin, wash-shalatu was-salamu 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihihi ajma'in, wa ba'du.

Antara hati dan perbuatan sebenarnya sama-sama penting, sehingga tidak perlu dipilih mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Lagi pula, sulit untuk menilai urusan hati atau membuat standarisasinya. Kalau alasan belum mau pakai jilbab karena hatinya ingin diberesi dulu, sebenarnya agak mengada-ada. Sebab siapa yang akan menilai bahwa hati seseorang sudah bersih dan baik? Dan bagaimana cara menilainya? Lalu sampai kapankah hatinya sudah bersih dan siap untuk pakai jilbab?

Sebenarnya kewajiban memakai jilbab tidak pernah mensyaratkan seseorang harus bersih dulu hatinya. Kewajiban itu langsung ada begitu seorang wanita muslimah masuk usia akil baligh. Dan satu-satunya tanda bahwa dia sudah wajib memakai jilbab adalah tepat ketika dia mendapat haidh pertama kalinya. Saat itulah dia dianggap oleh Allah SWT sudah waktunya untuk memakai jilbab. Tidak perlu menunggu ini dan itu, karena kewajiban itu sudah langsung dimulai saat itu juga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW kepada anak wanita Abu Bakar ra, Asma' binti Abu Bakar ra.

Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Asma', seorang wanita bila telah haidh maka tidak boleh nampak darinya kecuali ini dan ini. Rasulullah SAW memberi isyarat kepada wajah dan tapak tangannya."

Rasulullah SAW tidak mengatakan bahwa bila sudah bersih hatinya, atau bila sudah baik perilaku atau hal-hal lain, namun secara tegas beliau mengatakan bila sudah mendapat haidh. Artinya bila sudah masuk usia akil baligh, maka wajiblah setiap wanita yang mengaku beragama Islam untuk menutup auratnya. Dan uaratnya itu adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua tapak tangan.

Ketentuan ini juga diperkuat dengan firman Allah SWT di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang kewajiban memakai kerudung yang dapat menutupi kepala, rambut, leher dan dada.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya... (QS. An-Nur : 31)

Namun bukan berarti kalau sudah pakai kerudung, boleh berhati jahat atau buruk. Tentu saja seorang wanita muslimah harus berhati baik, berakhlaq baik dan berperilaku yang mencerminkan nilai keimanan dirinya. Tapi semua itu bukan syarat untuk wajib pakai jilbab. Sebab keduanya adalah kewajiban yang tidak saling tergantung satu dengan yang lainnya.

Wallahu A'lam Bish-shawab
Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc. 
Di ambil dari konsultasi ibadah


Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut




Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, "Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Debat Tentang Ayam dan Telur
Diambil dari kisah Abu Nawas


Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal.
Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri. Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya, "Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" "Telur." jawab peserta pertama.
 "Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." Kata peserta pertama menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju. la berkata, "Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."
 "Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami." kata peserta kedua dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan. Peserta kedua bingung. la pun dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la berkata; "Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."
 "Sebutkan alasanmu." kata Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina." kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri." peserta ketiga berusaha menjelaskan.
 "Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. la berkata, "Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam." "Coba terangkan secara logis." kata Baginda ingin tahu.
"Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam." kata Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak nyanggah alasan Abu Nawas.

Jumat, 08 Juni 2012


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
ACARA 1
REAKSI KIMIA




OLEH :
                             NAMA       :  MIATUL HASANAH
                             NIM            : E1A011036
                             PRODI        : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012

ACARA 1
REAKSI KIMIA
A.    PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Tujuan                   : untuk mengetahui berbagai reaksi kimia.
2.      Hari,tanggal          : Kamis, 3 Mei 2012.
3.      Tempat                  : Laboratorium Kimia FKIP, UNiversitas Mataram.

B.     LANDASAN TEORI
               Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang terjadi atau ditandai dengan berubahnya suatu zat menjadi zat lain. Zat mula-mula disebut pereaksi dan yang terbentuk disebut hasil reaksi. Namun keterangan tersebut belum cukup, karena tidak menggambarkan hubungan antara jumlah pereaksi dan hasil reaksi. Untuk itu perlu diketahui unsure-unsur pembentuknya serta perbandingannya secara kuantitatif. Bidang yang mempelajari aspek perbandingannya secara kuantitatif dalam suatu reaksi kimia disebut stoikiometri. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi
( Syukri, 1999: 23 ).
              Kebanyakan reaksi kimiaberlangsung dalam larutan. Larutan terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut. Salah satu factor utama dalam pembentukan cair adalah sovasi, yaitu interaksi antara molekul pelarut dengan zat terlarut. Banyak zat sebenarnya tak dapat larut dalam pelarut tertentu. Bergantung pada kuantitas relative zat terlarut yang ada, suatu larutan dapat diperikan secara kualitatif sebagai encer atau padat. Kelarutan suatu zat yang melarut adalah suatu kualitas zat yang menghasilkan suatu larutan jenuh dengan sejumlah pelarut tertentu. Suatu larutan tak jenuh mengandung zat terlarut yang kurang disbanding dengan larutan jenuh yang mengandung zat terlarut lebih dari normal ( Keenan, dkk.,1979:401 ).
              Persamaan reakssi kimia biasanya hanya disebut persamaan reaksi. Misalnya jika gas hydrogen terbakar di udara mengandung oksigen membentuk air yang persamaan reaksinya adalah sebagai berikut ( Purwoko, 2006 )
H2 + O2              H2O
Tanda “ + ”  berarti bereaksi dengan “ dan tanda “      ” berarti ” menghasilkan ”. jadi persaman tersebut dibaca “ molekul hydrogen jika bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan air “. Reaksi ini berlangsung dari kiri ke kananseperti yang ditunjukkan anak panah.

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Tabung reaksi
Gelas ukur
Gelas kimia
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
2.      Bahan
Larutan HCl 0,05 M
Larutan CH3COOH 0,05 M
Larutan NaOH 0,05 M
Larutan K2CrO4 0,1 M
Larutan HCl 1 M
Larutan NaOH 1 M
Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
Larutan NH4OH 1 M
Larutan ZnSO4 1 M
Larutan BaCl2 0,1 M
Larutan NaCl2 0,05 M
Larutan AgNO3 0,1 M
Larutan CuSO4 0,05 M
Larutan indicator fenolftalein (PP)
Aquades

D.    CARA KERJA
1. Ke dalam tabung a dimasukkan 1 ml HCl 0,05 M ditambah sati tetes PP. diamati      perubahannya.
2. Ke dalam tabung b dimasukkan 1ml CH3COOH 0,05 M ditambah satu tetes larutan PP. diamati perubahannya.
3. Ke dalam tabung c dimasukkan 1ml NaOH 0,05 M ditambah satu tetes larutan indicator, diamati perubahannya.
4. Ke dalam tabung d dimasukkan 1ml larutan NaOH 0,05 M ditambah satu tetes larutan indicator, diamati perubahannya.
5. Larutan pada tabung a dicampur dengan larutan pada tabung c, dikocok dan diamati perubahannya.
6. Larutan pada tabung b dicampur dengan larutan pada tabung d, dkocok dan diamati perubahannya.
7. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml K­2­CrO­4­ 0,1 M ditambah 1ml larutan HCl, diamati perubahannya.
8 Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml K­2­CrO­4­ 0,1 M ditambah 1ml larutan NaOH, diamati perubahannya.
9 Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml Al­2­SO­4­ 0,1 M ditambah 1ml larutan NaOH, diamati perubahannya.
10. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml Al­2­SO­4­ 0,1 M ditambah 1ml larutan NH4­OH, diamati perubahannya
11. Bandingkan hasil langkah 9 dan 10.
12. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan ZnSO­4 ­1 M ditambah tetesan larutan NaOH, diamati perubahannya.
13. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan ZnSO­4 ­1 M ditambah tetesan larutan NH­4­OH, diamati perubahannya ­dan bandingkan kedua hasil.
14. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1ml NaCl 0,05 M ditambah 10 tetes larutan AgNO­­­3­ 0,1 M, diamati perubahannya.
15. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1m BaCl­2­ 0,1 M ditambah larutan HCl dan larutan K­2­CrO­4,­ diamati perubahannya.
16. Kedalam tabung reaksi dimasukkan larutan CuSO­4­ 0,05 M ditambah sedikit demi sedikit larutan NaOH 1 M, diamati perubahannya.
17. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1m CuSO­4­­ 0,05 M ditambah larutan NH­4­OH sampai berlebih, diamati perubahannya.

E.     HASIL PENGAMATAN
(Terlampir)

F.      ANALISIS DATA
1.      Persamaan reaksi
HCl           +          NaOH                   NaCl          +          H­2­O
      CH3COOH­­               +          NaOH                         CH3COONa   +          H2O
      K2CrO4    +          2HCl                           2KCl   +          H2CrO4
      K2CrO4    +          2NaOH                       2KOH +          Na2CrO4
      Al2(SO4)3            +          6NaOH                       2Al(OH)3        +          3Na2SO4
      Al2(SO4)3            +          6NH4OH                    2Al(OH)3        +          3(NH4)2SO4
      ZnSO4      +          2NaOH                       Zn(OH)2         +          Na2SO4
      ZnSO4      +          2NH4OH                    Zn(OH)2         +          (NH4)2SO4
      NaCl          +          AgNO3                       AgCl   +          NaNO3
      BaCl2        +2HCl             + K2CrO4                   2KCl   +H2CrO4        +BaCl2
      CuSO4      +          2NaOH                       Na2SO4          +          Cu(OH)2
      CuSO4      +          2NH4OH                    (NH4)2SO4    +          Cu(OH)2
2.      Perhitungan
­_
G.    PEMBAHASAN
               Pencampuran larutan HCl dengan larutan indicator fenoltalein jika diamati tidak mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan pada campuran tersebut tidak terjadi reaksi. Meskipun dicampur dengan larutan indicator PP akan tetapi pada campuran ini larutan indicator tidak tidak berfungsi. Fungsi sebenarnya dari larutan indicator ini adalah sebagai penunjuk sifat suatu zat, apakah zat tersebut bersifat asam ataupun basa. Hal ini juga terjadi pada pencampuran antara CH­3­COOH dengan larutan indicator. Sama-sama menunjukkan tidak ada reaksi kimia.
               Pada percobaan pencampuran NaOH dengan larutan indicator menghasilkan warna ungu. Hal ini karena NaOH merupakan basa, sehingga larutan indicator menunjukkan sifat basa tersebut dengan berubahnya warna menjadi ungu setelah pencampuran. NaOH ini bersifat basa kuat, karena sifat tersebut sehingga menunjukkan warna ungu.
               Larutan HCl yang telah dicampurkan dengan larutan indicator kemudian dicampur dengan larutan NaOH yang sudah dicampur dengan larutan indicator juga menghasilkan perubahan warna menjadi bening dari warna ungu. Hal ini dikarenakan HCl yang bersifat asam kuat bertemu dengan NaOH yang bersifat basa kuat sehingga sifatnya menjadi netral dan berwarna bening. Sebaliknya pada campuran CH­3­COOH dengan NaOH warnanya tetap ungu, karena sifat CH­3­COOH adalah asam lemah sehingga sifat NaOH dominan. Hal ini mengakibatkan warnanya tetap ungu.
               Pada campuran K­2­­CrO4 dengan HCl menghasilkan warna orange, hal ini menunjukkan adanya reaksi kimia karena terjadi perubahan warna. Reaksi kimia yang trjadi bersifat asam. Sedangkan pada campuran antara K­2­­CrO4  dengan NaOH tidak mengalami perubahan warna. Artinya sama warna seperti warna dasarnya yaitu kuning pada sebelum pencampuran. Hal ini dekarenakan reaksi tersebut bersifat netral sehingga warnanya tidak berubah.
               Pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan beberapa tetes NaOH menghasilkan warna putih keruh. Hal ini menunjukkan adanya pengendapan. Begitu juga pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan  NH4OH menghasilkan warna putih keruh juga. Di sini larutan ditambahkan 5 tetes larutan NH4OH. Jika dibandingkan dengan reaksi sebelumnya warna yang dihasilkan pada campuran ini lebih keruh. Ini karena jumlah tetesan pertama sedikit dari pada yang kedua. Hal ini juga terjadi pada pencampuran  ZnSO4 dengan NaOH dan antara ZnSO4 dengan NH4OH. Alasannya karena pada pencampuran dengan NaOH sedikit tetesan dan banyak tetesan pada larutan NH4OH. Inilah yang menyebabkan perbedaan warna keruh diantara keduanya. Dan keruh ini menunjukkan adanya endapan.
               Pada campuran NaCl dengan sepuluh tetes larutan AgNO3 menghasilkan warna keruh sehingga menghasilkan endapan. Hal ini berarti terjadi reaksi antara kedua larutan tersebut. Sedangkan pencampuran antara BaCl2 dengan K2CrO4 0,1 M menghasilkan perubahan warna menjadi orange. Hal ini berarti terjadi reaksi kimia.
               Pada campuran 1ml CuSO 0,05 M dengan beberapa tetes larutan  NaOH menghasilkan warna biru karena bersifat basa, yaitu  basa kuat. Sedangkan pada campuran 1 ml  CuSO 0,05 M dengan NH4OH juga menghasilkan warna biru akan tetapi lebih muda warnanya dari pada percobaan sebelumnya. Ini tergolong sifat basa yaitu basa lemah. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanyay reakssi kimia.

H.    KESIMPULAN
1.      Kesimpulan
          Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
1.      Reaksi kimia terjadi antara dua atau lebih zat atau senyawa dengan menghasilkan dua atau lebih senyawa baru.
2.      Reaksi kimia dapat ditunjukkan dengan beberapa cirri yaitu oerubahan warna, bentuk, bau.
3.      Ada beberapa macam reaksi kimia yang terjadi yaitu reaksi penetralan, reaksi reduksi oksidasi, reaksi pengendapan.